Jamur Merang (Volvariella sp.) merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang banyak digemari konsumen. Selain memberikan sensasi rasa yang nikmat, jamur merang juga memiliki banyak manfaat.Hal inilah yang mendorong masyarakat mulai berminat untuk memanfaatkan jamur merang sebagai salah satu alternatif bahan pangan yang baik untuk kesehatan.
     Jamur merang kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas Nitrogen. Tingkat kandungan serat kasar dan abunya moderat atau sedang, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Namun jamur merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan Kalium (K), dan fosfor (P) tinggi.
     Jamur merang juga mengandung kalsium, magnesium, tembaga, seng, besi. Sementara logam berat beracun seperti Pb dan Cd tidak terkandung dalam jamur merang. Jamur juga mengandung bermacam-macam vitamin.
     Jamur Merang mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan darah tinggi, dan pencegahan penyakit kanker. Eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun.
     Jamur merupakan salah satu komoditi yang mempunyai harapan di masa depan,mengingat permintaan pasar cukup tinggi sedangkan produksi rendah. Singapura misalnya, membutuhkan 100 ton jamur merang setiap bulan dan Malaysia membutuhkan jamur merang sekitar 15 ton tiap minggunya.Kebutuhan jamur merang di pasaran dalam negeri juga mempunyai prospek yang sangat cerah.
     Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.
     Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
     Jamur merang merupakan jamur yang tumbuh didaerah tropika dan membutuhkan suhu dan kelembaban yang cukup tinggi berkisar antara 30-38 ºC dalam krudung atau kumbung.      Kelembaban relatif yang diperlukan adalah berkisar antara 80% sampai dengan 85% serta kebutuhan pH media tumbuh akan berkisar antara pH 5,0 sd pH 8,0.      
     Hal yang menarik dari usaha budidaya jamur merang adalah dari aspek ekonominya yang cerah karena tidak membutuhkan lahan yang luas, media tanam berupa limbah pertanian yang mudah didapat dengan harga murah, serta siklus produksinya relatif cepat (±1 bulan). Hasil produksi jamur merang cukup bersaing dengan jenis makanan lainya, baik dalam bentuk segar atau olahan sebagai wujud permintaan pasar domestik maupun luar negeri
PEDOMAN BUDIDAYA 
     1. Syarat Pembuatan Rumah Jamur/Kumbung 

Penyiapan kumbung/rumah jamur merupakan langkah awal dalam budidaya jamur. Pemilihan lokasi kumbung diupayakan yang memiliki suhu 30-32áµ’C dekat dengan sumber air, dan sarana produksi yang lain. Ketinggian rumah 5-6 meter,beratap genting/plastik,dinding dari anyaman bambu yang dilapisi plastik. Besarnya rumah jamur ini tergantung pada jumlah polybag yang akan ditempatkan
Pembuatan rumah jamur atau kumbung dapat dilakukan dengan sederhana sehingga biaya pembuatannya juga lebih murah. Kerangka kumbung dapat dibuat dari kayu atau bambu, sedangkan atap kumbung dari anyaman bambu, jerami padi, atau rumbia. Ukuran kumbung disesuaikan dengan luas dan bentuk lahan. 


Tiang dibuat dari bambu atau kayu yang sudah tua agar lebih awet dan tahan lama. 
Sementara itu, atap kumbung dibuat melengkung seperti atap pada gerbong kereta api. Jika menggunakan bahan-bahan di atas, maka bahan tersebut perlu ditata sedemikian rupa untuk menghindari kebocoran saat musim hujan. 






Bila perlu, bagian bawah atap tersebut diberi alas dari plastik. Atap dan dinding rumah jamur ditutup rapat dan dibuat kokoh. Dinding dibuat dua lapis, pada lapisan bawah, kurang lebih setinggi satu meter, dibuat dari anyaman bambu dan dilapisi plastik bening atau transparan. 
Sedangkan pada lapisan atas dinding dibuat dari anyaman bambu tanpa dilapisi plastik bening. Jika kelembaban dalam ruangan terlalu rendah dan suhu tinggi, maka seluruh lapisan dinding ditutup atau dilapisi dengan plastik transparan
Bagian atas dinding kumbung perlu dibuatkan ventilasi selebar 40 cm dan panjang meyesuaikan dinding kumbung, yang digunakan sebagai tempat keluar masuk udara. 


Sementara itu, pada lapisan dinding bagian bawah perlu dibuatkan lubang ventilasi khusus, seperti jendela, yang dapat dibuka dan ditutup kembali
Untuk mencegah masuknya binatang liar, maka ventilasi udara tersebut harus ditutup dengan kasa. 
Rumah jamur atau kumbung dibuat dengan sekurang-kurangnya satu pintu utama yang digunakan sebagai tempat keluar masuk kumbung 
















Kumbung dilengkapi dengan rak-rak atau para-para yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan baglog. Para-para tersebut dibuat secara berjajar dan berlapis. Ukuran rak disesuaikan dengan ukuran polibag tempat bibit jamur yang akan dibudidayakan. Biasanya, rak dibuat dengan lebar 20 cm dan tinggi lapisan rak 30 cm. Dalam ruangan kumbung tersebut terdapat beberapa unit rak yang terpisah oleh jalan. Jarak antar unit rak kurang lebih satu meter untuk memudahkan pemeliharaan 



Pada setiap unit rak, lapisan rak paling bawah dibuat dengan jarak 30 cm di atas permukaan tanah atau lantai dasar. Pengaturan jarak ini dibuat dengan tujuan untuk memperlancar sirkulasi udara bagaian bawah dan mengantisipasi agar tubuh buah jamur yang telah tumbuh tidak terkontaminasi oleh kotoran pada lantai. Selain itu, ruangan dalam kumbung juga tidak sepenuhnya digunakan untuk penyusunan unit rak. Paling tidak 20% dari luas ruangan digunakan sebagai tempat inkubasi.
Rumah jamur sederhana tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu dua tahun, kurang lebih sekitar empat kali periode penanaman. Artinya, umur ekonomis atau umur produktif kumbung hanya berlangsung selama dua tahun dan investasi yang dikeluarkan untuk membangun rumah jamur harus bisa kembali dalam jangka waktu dua tahun. 
a). Penentuan Lokasi : 
Faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah senyawa beracun dan radiasi.
Radiasi seperti cahaya gelombang pendek (sinar ultraviolet/UV, sinar infa merah dan sinar gamma) mempunyai daya rusak yang tinggi bagi sel-sel jamur dan dapat menyebabkan kematian sel jamur
Kelembaban juga merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan jamur. Umumnya jamur akan tumbuh dengan baik pada keadaan udara yang lembab. Hal ini erat hubungannya dengan kebutuhan jamur akan air, baik dalam bentuk air maupun uap air

b). Sumber Makanan  
Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Jamur merang mengabsorpsi karbohidrat dan mineral dari rumput-rumputan yang melapuk.      Rumput rumputan terutama jerami mengandung banyak zat gula dan mineral (N, P, K dan sebagainya). Selama proses fermentasi, bahan organik karbohidrat dan mineral dapat diambil dalam jumlah besar. Begitu terjadi pelapukan jerami, dengan cepat kandungan senyawa organiknya segera akan tersedia dan dapat digunakan jamur untuk pertumbuhannya.Lokasi harus dekat dengan bahan baku, terutama Merang/ jerami / batang padi sisa panen padi 
c). Sumber Air
     Sumber air harus cukup bagus untuk penyiraman dan fermentasi media tanam.Penyiraman merupakan kegiatan penting dalam budidaya jamur.Penyiraman bertujuan untuk menciptakan atau mengatur agar suhu udara serta kelembaban bisa stabil sesuai dengan kondisi ideal untuk pertumbuhan jamur.
d). Lingkungan
Diusahakan jauh dari pemukiman warga, karena ada bau tidak sedap diantara proses fermentasi/ pembusukan jerami/merang.


2. Rancang Bangun Kumbung Styrofoam
 2.1 Bahan Pembuatan Kumbung Styrofoam

     - Bambu 250 batang 
     - Styrofoam 180 lembar 
     - Plastik PE 30kg 
     - Paku 10 cm 30kg 
     - Paku 5 cm 5kg     
 2.2 Rangka Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah.
2.3 Rangka Kumbung atas datar : uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak 


2.4 Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
2.5 Dinding luar menggunakan sterofoam
2.5 Dinding luar menggunakan sterofoam
2.6 Jarak dinding kumbung ke rak = 70cm
2.7 Lebar Rak = 100cm
2.8 Lebar Pintu = 80cm

2.9 Jarak Tiap-tiap rak media tanam

a) Jarak dari lantai kee rak 1 = 60cm 


b) Jarak Rak 1 ke rak 2 = 65cm

c) Jarak Rak 2 ke rak 3 = 75cm

d) Jarak Rak 3 ke rak 4 = 80cm

e) Jarak Rak 4 ke rak 5 = 75cm

f) Jarak Rak 5 ke rak 6 = 75cm




3. Persiapan Bibit
    Persiapan bibit jamur menjadi poin penting sebelum akhirnya menekuni bisnis budidaya jamur. Untuk budidaya jamur merang skala rumah tangga, akan lebih efisien bila dimulai membeli bibit yang sudah siap di biakkan dari bibit F3 menjadi F4 dan dibudidayakan hingga masa panen tiba. dan akan lebih sulit apabila membuat kemudian memasukkan bibitnya sendiri, 
     Alasannya sederhana, semakin lengkap nutrisi yang dimiliki media pembibitan maka semakin banyak mikroorganisme yang senang hidup didalamnya. sehingga kemungkinan terkontaminasi sangat tinggi apabila tidak dilakukan dengan benar.
Sedangkan untuk skala industri, dapat membiakkan bibit murni, bibit F1, F2, F3 hingga F4 dengan bantuan fasilitas yang memadai.

Bibit induk adalah bibit yang digunakan sebagai inokulum untuk bibit jamur siap tanam. Prosedur pembuatan media tumbuh bibit indukan adalah sebagai berikut ;
a)  Siapkan 750-850gr bibit jamur merang yang berkualitas baik dan unggul yang didapat dari pertanian atau peladang jamur
b)  Bagian jamur yang diambil hanya payungnya saja dengan irisan kaban 45ecil dan tipis.
c)  Masukkan payungnya ke dalam wadah.sterilisasi dengan menyiram air hangat.tiriskan dan dinginkan.
d)  Masukkan air,sekam dan abunya ke dalam wadah berisi irisan jamur,aduk hingga rata
e)  Campuran tersebut harus mempunyai kelembaban 45%,Untuk mengetahui indikasi kelembaban 45% dengan cara saat dikepal tidak ada lagi air yang menetes dan jika kepalan dilepas tetap dalam bentuknya.
f) Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata.
g)  Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg
h) Simpan bahan bibit jamur diruangan yang teduh dan terhindar dari sinar matahari selama 2-4 hari.
i)  Bila terlihat benang- benang putih, berarti pembibitan berhasil dan siap dibibitkan ke dalam kumbung.








4. Persiapan Media Tanam    
     Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis. Oleh karena itu di dalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat makanan yang siap untuk digunakan atau diserapnya. Di alam zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme
     Pada dasarnya jamur merang memiliki habitat hidup di tempat-tempat berupa sisa tumbuhan atau makhluk hidup yang telah mengalami pelapukan/pembusukan. Untuk bisa membudidayakan jamur merang, dapat digunakan media tanam berupa jerami atau merang, limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit buah pala, sisa tanaman jagung, daun pisang, serbuk gergaji kayu, dan lain sebagainya .
5. Bahan-bahan Media Tanam
      a) Jerami
      Substitusi Jerami = Alang-alang 
                                     Eceng gondok 
                                     Batang jagung 
                                     Kelaras pisang/Daun Pisang Kering
      b) Kapur CaCO3/Kapur Pertanian/Dolomit
Kapur digunakan untuk menjaga keasaman media dan berfungsi sebagai sumber mineral
      c) Dedak/Bekatul
Dedak yang disarankan adalah yang masih baru dan tidak berbau apek atau tengik Dedak mengandung senyawa organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur merang seperti Nitogen 3,5%, Phospor 2.7 %, Kalium 0.8%, Magnesium 1%, lignin 19%, dan selulosa 29 %
      e) Limbah Kapas 

      Substitusi Kapas = Ampas Sagu 
                                     Ampas Tahu 
                                     Ampas Tempe
                                     Ampas Kapuk

      f) Pupuk Urea
       Pupuk Urea memiliki kandungan nitrogen berkadar tinggi yang sangat diperlukan oleh setiap tanaman, khususnya pada masa pertumbuhan. Zat nitrogen merupakan unsur hara untuk membantu metabolisme tanaman.
     g) Pupuk Triple Super Phosphate [TSP]
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. Pupuk TSP memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara fosfor karena keunggulan yang dimilikinya, kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk hampir seluruhnya larut dalam air dan tidak mudah menghisap air.
6. Komposisi Media Tumbuh
Media tumbuh jamur adalah dengan pengomposan,adapun tahapannya sebagai berikut ;   campuran jerami padi dan kapas (50% : 50%), kapur pertanian (2% dari berat jerami dan kapas), bekatul (10%), dan Pupuk urea (1%).Untuk mempercepat proses pelapukan media, dilakukan proses fermentasi dengan cara memotong jerami padi dengan ukuran 10-15cm [semakin kecil semakin baik], campur dengan kapas, dan kapur lalu rendam dalam air selama 24 jam.


Setelah itu angkat campuran media tersebut dan tumpuk diatas lantai dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m. 
Tutup tumpukan media tersebut dengan plastik, dan diamkan 4-6 hari. Untuk menghasilkan kompos yang merata, lapisan di aduk setiap tiga hari sekali. Tiga hari pertama lapisan diaduk/dibalik sambil ditambahkan urea.
 





Tiga hari kedua atau hari keenam lapisan dibalik lagi sambil ditambahkan dengan ZA. Setiap tiga hari selanjutnya lapisan di balik tanpa penambahan zat lain.

Pengomposan dilakukan selama 18-21 hari. Proses pengomposan yang sempurna akan menghasilkan kompos dengan cirri warna yang gelap,tidak berbau, struktur halus/remah dan pH netral (pH 7).


Setiap 2-3 hari campuran media harus di bolak balik, sebelum ditambahkan 10% dedak, 1%  Pupuk TSP, dan 1% kapur pertanian.Jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapisan dengan ketebalan 20-30cm pada rak-rak media tanam, untuk lapisan pertama adalah kompos jerami dan lapisan kedua adalah kompos dan limbah kapas.
Sebaiknya di taburkan sekam padi diatas permukaan lapisan pertama sebelum menutup dengan lapisan.kedua. 

Beberapa formula yang bisa digunakan sebagai media tanam budidaya jamur diantaranya :

a) Formula 1
     - 100 kg jerami
     -  5 kg Bekatul
     -  2 kg Kapur
     -  1 kg ZA
     -  3 kg Urea
     -  3 liter Air Kelapa

b) Formula 2
     - 100 kg jerami
     - 10 kg kotoran kuda / kotoran ayam
     -  5 kg bekatul
     -  1 kg urea
     -  2 kg kapur

7. Sterilisasi Rumah Jamur/Kumbung 
Tahapan sterilisasi dilakukan dengan cara memasukan media tanam secara merata di atas rak yang telah disiapkan dalam kumbung jamur, Tutup rapat kumbung jamur, lalu alirkan uap panas ke dalam kumbung tersebut. 
Proses ini dilakukan selama 8-10 jam hingga suhu di dalam kumbung jamur naik sampai 60-70ºC, selanjutnya suhu di pertahnkan dengan suhu 40-50°C selama 24-36 jam.Selanjutnya diamkan rumah kumbung jamur hingga suhunya kembali turun menjadi 32-35 ºC.



Advertisement

1 comments:

  1. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete

 
Top