2.1 MENANAM
Menanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam satu bentuk pola tanam.
Keberhasilan tanam sangat dipengaruhi faktor manusia. Seperti edukasi, skill, innovation, plan dan evaluation. Agar diperoleh interaksi yang baik maka kita memperhatikan bahan tanamnya, seperti asal benih/ bibit jelas, bersertifikat, sesuai dengan habitat tumbuh.Media tanamnya seperti memahami karakteristik media, ketahui kandungan nutrisi, peralatan yang sesuia, persiapan media sesuai budidaya.
Dan lingkungan tumbuhnya seperti pahami iklim dan cuaca, pahami kebutuhan tumbuh tanaman per fase pertumbuhannya, sesuaikan dengan tanaman, lingkungan, inovasi manipulasi lingkungan tumbuh.
- a. Daya tumbuh biji
- b. Peralatan tanam
- c. Kelembaban
- d. Kedalaman tanam
- e. Lubang tanam
- f. Kekerasan tanah
- g. Tekstur, kelembaban tanah
- h. Waktu tanam
- i. Berkaitan dengan ketersediaan air, suhu, dll
Penanaman tanaman budidaya pada suatu hamparan lahan lazim memakai jarak tanam, yaitu jarak antara satu tanaman dengan tanaman yang lain. Tujuan penggunaan jarak tanam diantara tanaman adalah agar kanopi (tajuk tanaman) tidak saling menaungi.Oleh karena itu pedoman jarak tanam adalah diameter kanopi suatu tanaman.
Penggunaan jarak tanam dalam budidaya tanaman akan memberi ruang yang cukup bagi tanaman terhadap kebutuhan lingkungan tanaman seperti udara, air, intensitas radiasi matahari dan nutrisi tanaman. Pengaturan jarak tanam yang tepat akan memungkinkansemua tanaman dalam satu hampatan mendapatkan kebutuhan lingkungan tanaman secra optimal sehingga dapat dicapai produksi per satuan optimal pula.
Penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan tangan saja, dengan bantuan alat-alat sederhana ataupun dengan bantuan mesin-mesin penanam.
Dalam perkembangan alat dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk yang sederhana atau tradisional sampai dalam bentuk yang modern.
Macam dan j enis alat/mesin penanam dapat di gol ongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penari k yang di gunakan, yaitu:
1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
Alat bantu penbuatan jarak tanam untuk bertanam padi dengan jarak 40 x 20 x 12,5 cm dalam sistem jajar legowo.
Di Indonesia saat ini bnyak digunakan alat tanam untuk memberikan tanda jarak tanam.Alat bantu ini banyak digunakan pada budidaya padi sawah sehingga dihasilkan jejak (goresan) pada tanah lumpur yang padat berupa jarak tanam tegel missal 20 x 20 cm atau jajar legowo 40 x 20 x 12,5.
Waktu tanam suatu tanaman tergantung pada faktor agroktlimat selama satu musim, periode pertumbuhan tanaman dan daur hidup suatu tanaman (Beets, 1984). Waktu tanam di Indonesia sangat penting karena berkaitan dengan ketersediaan air yang melimpa pada musim hujan dan juga keterbarasan air pada musim kemarau.
Jika tanaman tahunan, awal musim hujan di manfaatkan untuk menanam bibit karena tanaman akan mendapat air yang cukup selama musim hujan.
Pengaturan waktu tanam yang bersamaan akan menurunkan potensi serangan hama dan penyakit namun sisi lain dengan waktu tanam yang bersamaan tanaman akan serempak panen dan hal itu akan menurunkan harga jual produksi. Waktu tanam yang baik juga memperhatikan kapan tanaman dapat dipanen sehingga harga bisa diramalkan terlebih dahulu.
Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu. Pola tanam merupakan bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan.
Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahan kaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut. Biasanya, pengelolaan lahan sempit untuk mendapatkan hasil/pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanian terpadu, ramah lingkungan, dan semua hasil tanaman merupakan produk utama adalah pendekatan yang bijak.
a. Monokultur
Monokultur berasal dari kata mono dan culture. Mono berarti satu. Culture berarti pengelolaan / pengolahan. Jadi pola tanam monokultur merupakan suatu usaha pengolahan tanah pada suatu lahan pertanian dengan tujuan membudidayakan satu jenis tanaman dalam waktu satu tahun. Lebih ringkas, monokultur merupakan pola tanam denan membudidayakan hanya satu jenis tanaman dalam satu lahan pertanian selama satu tahun. Misalnya pada suatu lahan hanya ditanami padi, dan penanaman tersebut dilakukan sampai tiga musim tanam (satu tahun).
Pola monokultur merupakan suatu pola tanam yang bertentangan dengan aspek ekologis. Penanaman suatu komoditas seragam dalam suatu lahan dalam jangka waktu yang lama telah membuat lingkungan pertanian yang tidak mantap. Ketidak mantapan ekosistem pada pertanaman monokultur dapat dilihat dari masukan-masukan yang harus diberikan agar pertanian dapat terus berlangsung. Masukan-masukan yang dimaksud adalah pupuk ataupun obat-obatan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Ketidakmantapan ekosistem juga dapat dilihat dari meledaknya poulasi suatu jenis hama yang sulit dikendalikan karena musuh alami untuk setiap jenis hama yang menyerang terbatas jumlahnya.
b. Polikultur
Polikultur berasal dari kata poly dan culture. Poly berarti banyak dan culture berarti pengolahan. Jadi, pola tanam polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan pertanian dalam waktu satu tahun. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman ini bisa dalam satu waktu atau juga bisa dalam beberapa waktu tetapi dalam satu tahun. Dalam satu waktu contohnya adalah penanaman jagung bersamaan dengan kacang tanah dalam satu lahan dalam satu waktu tanam. Dalam beberapa waktu misalnya penanaman padi pada musim pertama kemudian dilanjutkan penanaman jagung pada musim kedua
Polikultur seringkali mampu menambah kesuburan tanah secara alami sehingga meningkatkan hasil komoditas utamanya. Misalnya, penanaman kacang-kacangaan di sela-sela penanaman jagung dapat meningkatkan kandungan N dalam tanah karena kacang-kacangan mampu memfiksasi nitrogen dari udara. Dengan demikian, hasil tanaman jagung dapat meningkat.
Pola tanam Polikultur terbagi menjadi :
a. Tumpang sari (Intercropping), adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Keuntungan tumpang sari yaitu:
1) Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
2) Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
3) Adanya pengolahan tanah yang minimal
4) Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
5) Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi.
Tidak semua tanaman yang dapat ditumpang sarikan. Ada beberapa syarat yang dipilih dalam menentukan tanaman yang akan ditumpang sarikan.
Syarat – syarat Tumpang Sari tersebut antara lain:
1) Famili harus sama agar pola pertumbuhan dan bahan makanan yang diperlukan sama dan tidak saling menghambat pertumbuhan
2) Bagian tanaman yang dipanen setidaknya harus sama agar hama yang akan menyerang tidak focus pada satu jenis tanaman saja
3) Syarat tumbuh tanaman harus diperhatikan agar tidak saling berebut kebutuhan nutrisi.
4) Sistem perakaran harus berbeda, jika sistem perakaran sama maka tanaman tersebut akan memperebutkan unsure hara yang terkandung dalam tanah yang dapat mengakibatkan penghambatan tubuh tanaman.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
adalah teknik budidaya tanaman dengan menanam lebih dari satu tanaman pada satu musim, kemudian dilanjutkan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada musim berikutnya dengan lahan yang sama dalam waktu satu tahun. Tumpang gilir adalah tumpang sari yang dilakukan secara berurutan dan lebih dari satu periode tanam dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
Faktor-faktor tersebut adalah
1) Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari
2) Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas lahan
3) Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
4) Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
5) Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
6) Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
Pada umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh karena itu pengelola dituntut untuk semakin jeli menentukan tanaman apa yang perlu disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya dapat membantu dalam usaha meningkatkan pendapatan. Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ), merupakan penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Tanaman campuran (mixed cropping) adalah teknik budidaya tanaman yang membudidayakan lebih dari satu tanaman pada satu lahan yang sama pada periode tanam yang sama tetapi jarak tanam dan barisan antar tanaman tidak diperhatikan. Tanaman campuran adalah tumpang sari yang tidak memperhatikan jarak tanam. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
e. Tanaman bergiliran ( Sequential Planting), merupakan penanaman lebih dari satu jenis komoditas yang dilakukukan pada satu lahan pertanian dalam waktu yang tidak bersamaan (bergiliran). Komoditas lain baru ditanam setelah satu komoditas dipanen. Jadi, dalam satu periode tanam hanya menanam satu jenis komoditas.
Perbedaan Tumpang Sari dan MonokulturTumpang sari
Tumpang sari
|
Monokultur
|
-Akan terjadi peningkatan efisiensi(tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), - Populasi tanaman (berbeda) dapat di atur sesuai yang dikehendaki - Dalam satu areal diproduksi lebih dari satu komoditas - Tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal - Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah. |
- Tidak terjadi peningkatan efisiensi - Tidak dapat mengatur populasi, karena hanya terdapat satu jenis - Hanya memproduksi satu komoditas - Tidak ada peluang bila satu jenis tanaman yang diusahakan gagal - Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah. |
Dan pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu areal tanam.
Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanama pada waktu berbeda di aeral yang sama. Yang paling baik adalah pola tanam polikultur.
Pola tanam yang dilakukan sejalan dengan apa yang hendak kita tanam
0 comments:
Post a Comment