6.   Penyakit Menyerang Bibit
a. Penyakit bercak daun (Gray leaf spot); 
penyebab cendawan Pestalotia palmarum Cooke.
Gejala: (1) timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun-daun dan kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan sampai kelabu; 
            (2) bercak-bercak bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan. 
Pengendalian: bibit disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M-45 atau Perenox dengan dosis 0.1-0.2 %
b. Penyakit Busuk Janur (spear rot).
Penyebab: cendawan Fusarium sp. 
Gejala: (1) timbul becak-becak tembus cahaya pada permukaan daun yang kemudian segera menjadi coklat kekuningan dan sering bersatu membentuk becak yang lebih besar;                (2) pada becak terdapat bintik-bintik yang terdiri acervuli cendawan; 
             (3) daun yang terserang akan mati lebih cepat. 
Pengendalian: menyemprotan bibit atau tanaman muda dengan fungisida yang mengandung senyawa Cu, misalnya Bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.
 c. Penyakit Bercak Daun (Brown leaf)
 Penyebab: cendawan Helminthosporium incurvatum. 
Gejala: (1) pada permukaan daun timbul bercak-bercak bulat kecil yang kemudian bertambah besar dan berubah warna menjadi coklat tua; 
             (2) bercak-bercak tersebut kemudian berubah menjadi lonjong dan memanjang. Pengendalian: semprotlah bibit atau tanamanmuda yang baru dipindahkan dengan fungisida Difolatan 4F, Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.
d. Penyakit Busuk Kuncup (Pre-emergent shoot rot)
Penyebab: cendawan Marasmius palmavirus. 
Gejala: (1) menyerang benih yang baru tumbuh. Pada stadium infeksi awal, bila sabutnya dibuka terlihat bercak-bercak dan lapisan miselia berwarna putih atau putih kemerah-merahan pada kuncup dan tepi bakal daun; 
             (2) penyakit ini dapat timbul akibat benih yang ketularan, baik waktu di lapangan maupun waktu berkecambah.
Pengendalian: 
            (1) untuk mencegah infeksi pada benih, sebelum benih disemauikan sebaiknya didesinfektir dahulu dengan fungisida dengan jalan merendamnya di dalam larutan Difolatan 4F;       (2) usahakan adanya sanitasi dan menghindarkan terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi dipersemaian, karena cendawan ini akan berkembang baik pada kelembaban tinggi.

7.   Penyakit Menyerang Tanaman Muda
a. Penyakit Busuk Tunas (Bud rot); penyebab cendawan Phytophthora palmivora Buttler.
 Gejala: (1) mengeringnya daun-daun muda di tengah-tengah tajuk; 
              (2) daun berwarna coklat dan patah pada pangkalnya;
              (3) pangkal membusuk, yang kemudian dapat mencapai titik tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman terhenti dan mati; 
Pengendalian: belum diketahui cara penanggulangan yang tepat dan efektif.

b. Penyakit sarang Laba-laba (Leaf blotch); penyebab cendawan Corticium penicillatum
Gejala: (1) adanya becak-becak kecil basah, umumnya pada permukaan bawah daun bibit kelapa, berbentuk bulat, berdiameter kurang dari 3 mm dan berwarna coklat muda 
             (2) bercak-becak meluas dengan cepat, dan warnanya berubah menjadi cokalt tua. Beberapa becak bersatu dan terjadi nekrosis besar memanjang tidak beraturan. 
Cara pencegahan: 
            (1) semprotlah bibit atau tanaman muda dengan fungisida seperti Benlate, Dithane M-45, atau lainnya; 
            (2) daun yang terserang sebaiknya dipotong dan dibakar; (3) hindarilah terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi
Penyakit Menyerang Tanaman yang Menghasilkan
a. Penyakit Pucuk Busuk (Bud rot)
Penyebab: cendawan Phythopthora palmivora, Erwinia sp., Bacillus sp., gangguan fisiologis dan akibat sembaran petir. 
Gejala: (1) pucuk atau tunas bakal daun mengalami pembusukan sebelum sempat tumbuh keluar. Pembusukan akan menjalar kebagian lainnya. Bila pangkal pelepah terkena, tanaman layu dan lambat laun mati; 
             (2) pada tanaman tua, mahkota kelihatan menguning dan lambat laun berguguran mulai dari ujung. Buah-buah yang masih muda kemudian rontok.
Pada kerusakan yang berat, mahkota daun gugur seluruhnya. 
Pengendalian: 
            (1) bila nampak gejala ini, berilah bordo pasta 1% pada bagian yang diperkirakan terserang penyakit ini, sebelumnya telah dibersihkan terlebih dulu; 
            (2) semprotkan bubur Bordo 1% atau fungisida lainnya seperti Koper oxyclorida, Dithane M-45 dan alin-lain untuk mencegah penularan.

 b. Penyakit Layu Natuna
Penyebab: Thielaviopsis sp., Botrydiplodia sp., Fusarium sp., Chlaropsis sp., bakteri Erwinia sp., dan Pseudomonas sp. 
Gejala: (1) layu yang muncul secara tiba-tiba pada seluruh bagian daun mahkota. Kemudian warna berubah menjadi kusam, pelepah-pelepah bergantungan dan akhirnya berguguran berikut tandan buahnya; 
            (2) proses kematian sangat cepat 1-3 bualan sejak gejala awal mulai muncul. Pengendalaian: 
            (1) penataan air tanah dengan membuat saluran-saluran drainase; 
            (2) pengoalah tanah yang abik, berupa pemeliharaan, pemupukan dan pola tanam yang tepat; 
            (3) karantina tanaman agar tidak terjadi lalu lintas gelap yang dapat mengakibatkan penyebaran penyakit dari satu daerah ke daerah lain; 
            (4) menanam bibit yang sehat, subur dan kuat. Membongkar dan membinasakan tanaman yang terserang penyakit.

 c. Penyakit Gejala Layu Kuning
Penyebab: (1) faktor lingkungan yang jelek misalnya aera, genangan air dan kekeringan; 
                  (2) faktor kultur teknis, misalnya cara pengolahan tanah yang tidak menurut Aturan, penggunaan pestisida yang tidak tepat, pemupukan yangkurang dan tidak teratur;
                  (3) keadaan vegetasi, misalnya kebun banyak gulma dan kotor; 
                  (4) Faktor hama/penyakit yang berkembang biak tanpa terkontrol; 
                  (5) faktor fisiologis, misalnya gangguan pada akar akibat kondisi tanah yang kurang cocok, sehingga metabolisme tanaman terganggu. 
Gejala: (1) seluruh atau sebagian daun berwarna kuning terutama bila terkena sinar matahari; 
             (2) tanaman tumbuh kerdil, makin ke pucuk ukuran pelepah dan daun makin kecil;                (3) sebagian pelepah bagian atas kurus dan menekuk pada ujungnya dan sebagian pelepah bagian bawah menggantung dan kering; 
             (4) bunga dan bakal buah jarang sekali. Buah muda berguguran dan sedikit sekali yang sanggup menjadi tua. Ukuran buah kecil dan bersegi-segi tidak teratur; 
             (5) ukuran mayang yang tumbuh setelah pohon sakit lebih pendek dan kecil, merekah serta terbuka tidak sempurna. Adakalanya mayang yang masih terbungkus; 
             (6) membusuk menyerupai serangan penyakit busuk. 
Pengendalian: dilaksanakan melalui perbaikan sanitasi, kultur teknis dan tindakan lain.

d. Penyakit Bercak Daun
Penyebab: cendawan Pestalotia sp., Gloeosporium sp., Helminthosphorium sp., Fusarium sp., Thielaviopsis sp., Curvularia sp., dan Botrydiplodia sp. Penyebaran penyakit ini melalui penyebaran spora melalui udara, air ataupun serangga. 
Gejala: (1) pada daun muda dan tua terdapat becak-becak dalam berbagai bentuk dan rupa;    (2) pada berbagai bagian daun terjadi perubahan warna, mula-mula berupa bintik-bintik kuning, kemudian hijau yang berangsur hilang; 
             (3) bintik-bintik meninggalkan bekas terang berupa warna tertentu seperti hitam, abu-abu dan coklat. Bagian tersebut kemudian kering karena jaringan mati; 
             (4) bentuk pinggiran becak-becak tidak teratur, ada yang berupa lingkaran, oval, lonjong atau belah ketupat; 
             (5) pada serangan berat seluruh mahkota dan daun kelihatan kering, daun-daun dalam keadaan mennutup. Pada tanaman yang telah berbuah, akibat tidak langsung buah-buah muda atau putik gugur sebelum waktunya. 
Pengendalian: 
           (1) memotong bagian daun yang terserang, kemudian dibakar sampai habis;
           (2) tanaman disemprot dengan fungisida, misalnya Dithane M-45, Difotan 4F, Koper Oxychlorida atau Cobox 50, dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

e. Penyakit Rontok Buah (Immature Nut Fall)
Penyebab: cendawan Phythophthora palmivora. 
Gejala: (1) buah rontok; 
            (2) pada bagian pangkal buah terdapat bagian yang busuk. Atau sebagi akibat cendawan Thielaviopsis paradoxa. 
Pengendalian: 
           (1) pemupukan yang teratur dan pemberian air pada musim kemarau; 
           (2)menyemprot tanaman yang terserang dengan fungisida yang mengandung Cu, misalnya bubur Bordo atau Koper Oxyclorida
f. Penyakit Karat Batang
Penyebab: cendawan Ceratostomella paradoxa. 
Gejala:  (1) batang menjadi rusak dan dari celah-celah batang yang berwarna karat akan keluar cairan, dimana jaringan pada bagian ini telah rusak; 
             (2) terjadi gangguan fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhannya. 
Pengendalian: menyayat atau mengerok bagian yang rusak, tutup dengan penutup luka (misalnya ter).
g. Penyakit Busuk Akar
Penyebab: cendawan Ganoderma lucidum. Gejala: pembusukan akar akibat permukaan air tanah yang dangkal, drainase jelek dan tata udara yang buruk. 
Pengendalian: perbaikan sifat-sifat fisik tanah dan pembuatan saluran-saluran drainase. Pohon yang terserang penyakit dibongkar dan dibakar pada tempat yang terpisah.
h. Penyakit Akar
Penyebab: cendawan parasit yang kadang-kadang diperburuk pula dengan adanya gangguan nematoda parasit. 
Gejala: (1) adanya perubahan warna daun secara berangsur-angsur. Warna kuning pucat pada daun terbawah berangsur-angsur hilang ke bagian daun yang lebih muda; 
            (2) ujung-ujung daun mengkerut dan banyak yang kering. Gejala ini seperti gejala defisiensi unsur hara, karena terjadinya gangguan transportasi dalam jaringan tanaman. Pengendalian: dengan cara kultur teknis dan sanitasi seperti yang dilakukan pada penyakit layu natuna

Advertisement

1 comments:

  1. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete

 
Top